Dalam enam pertemuan
terakhir, Liverpool adalah raksasa dan Chelsea adalah liliputnya.
Mengapa demikian? Catatan pertemuan kedua tim dalam enam laga itu
terlalu timpang.
Ya, Liverpool terlalu digdaya jika melihat catatan berikut: dalam enam pertandingan terakhir di semua kompetisi, The Reds menang lima kali, sementara The Blues menang satu kali. Rinciannya, empat pertandingan terjadi pada musim lalu, sementara dua sisanya pada musim 2010/2011.
Empat
di antara enam pertemuan itu terjadi di Premier League dan Liverpool
memenangi keempatnya, baik di Anfield ataupun Stamford Bridge.
Ada
rivalitas menyengat di antara kedua tim. Dalam kurun waktu 2004 hingga
2009, Liverpool sudah bertemu sebanyak 24 kali. Itu artinya, setidaknya
dalam satu musim mereka bisa bertemu lima kali.
Pada masa
kepelatihan Jose Mourinho dan Rafael Benitez, pertemuan 'Si Merah' dan
'Si Biru' bahkan menjalar sampai ke Eropa. Ketika Liverpool terakhir
kali menjuarai Liga Champions, pada 2005, mereka melaju ke final dengan
melangkahi Chelsea di semifinal.
Ketika itu, keduanya bermain
imbang tanpa gol pada pertemuan perdana di Stamford Bridge. Pada
pertemuan selanjutnya di Anfield, Liverpool menang 1-0 berkat gol Luis
Garcia. Siapa yang masih ingat dengan gol pemain asal Spanyol itu?
Gol
diawali oleh umpan Steven Gerrard kepada Milan Baros, yang kemudian
terjatuh lantaran dihadang oleh Petr Cech. Bola muntah kemudian disambar
oleh Garcia. Dan, meski William Gallas berusaha untuk menyapu bola
tepat di garis gawang, gol tetap tercipta. Asisten wasit mengatakan,
bola sudah melewati garis gawang. Liverpool lolos ke final berkat gol
itu dan kemudian menaklukkan AC Milan di partai puncak.
Minggu
(11/11/2012) nanti, keduanya akan kembali bertemu. Jika melihat posisi
di klasemen, Chelsea memang relatif lebih diunggulkan. Secara tim,
Chelsea pun terbilang lebih solid. Dengan kombinasi Juan Mata, Oscar,
dan Eden Hazard, tim besutan Roberto Di Matteo itu berpotensi
membahayakan tim mana pun. Hanya saja, lini belakang mereka sedikit
mengkhawatirkan.
Akhir pekan nanti, John Terry sudah bisa
dimainkan. Ketika sang kapten absen, Chelsea kebobolan 12 gol dalam lima
pertandingan di semua kompetisi. Catatan lainnya, Chelsea gagal menjaga
gawangnya bebas dari kebobolan dalam tujuh pertandingan terakhir.
Di
sisi lain, Luis Suarez tengah bagus-bagusnya. Dengan mobilitas yang
dimilikinya, Brendan Rodgers mengaku senang memainkannya sebagai false 9.
Hanya saja, Suarez kerap terlihat kerja sendiri di lini depan. Tidak
ada yang bisa menuntaskan umpan-umpan yang kerap diberikan olehnya.
Untuk soal mengkreasikan peluang, Suarez masih jauh lebih baik dari striker manapun di Premier League. Dilansir EPL Index,
dalam 10 laga terakhir, striker asal Uruguay tersebut sudah menciptakan
30 peluang atau 2,4 peluang setiap laga, dengan torehan dua assist. Itu artinya, dalam setiap 34 menit, Liverpool memiliki kemungkinan untuk mendapatkan gol hanya melalui Suarez seorang.
Jika
Suarez yang dipasang Brendan Rodgers sebagai penyerang tengah dalam
pola 4-3-3 justru lebih aktif sebagai kreator peluang, tak heran jika di
bursa transfer Januari mendatang Liverpool sibuk membidik penyerang
murni lain untuk dijadikan tandem.
detik.com
Liverpool Vs Chelsea, Liverpool Terlalu Digdaya
9 Nov 2012
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)